Blog

  • Bangsa Eropa Rela berlayar jauh hanya untuk buah “PALA”

    Pala

    (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditas perdagangan yang penting sejak masa Romawi. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya Plinius “Si Tua”. Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti Mauritius dan Karibia (Grenada). Istilah pala juga dipakai untuk biji yang diperdagangkan.

    Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon, berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila matang, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna putih ketika masih muda dan berwarna coklat gelap apabila sudah matang.

    Pemanfaatan buah pala bisa berupa biji, salut bijinya (arillus), dan daging buahnya. Dalam perdagangan, salut biji dinamakan fuli, atau dalam bahasa Inggris disebut mace, dalam istilah farmasi disebut myristicae arillus atau macis). Daging buah dinamakan myristicae fructus cortex. Tanaman pala merupakan tanaman yang cukup lama pertumbuhannya hingga pemanenan. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9 tahun setelah pohonnya ditanam dan mencapai kemampuan produksi maksimum setelah 25 tahun. Tumbuhnya dapat mencapai 20 m dan usianya bisa mencapai ratusan tahun.

    Sebelum dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai pala.

    Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk dipakai sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti eggnog). Minyaknya juga dipakai sebagai campuran parfum atau sabun. Selain itu, tanaman ini juga kaya akan manfaat, diantaranya buah pala yang terdiri dari kulitnya dapat dijadikan bahan tambahan obat pengusir nyamuk; dagingnya yang mengandung banyak nutrisi dapat dijadikan bahan dasar pembuatan berbagai jenis makanan dan minuman seperti manisan, sirup, dan permen; biji dan fulinya sering dijadikan sebagai bahan utama pembuatan minyak atsiri; begitu juga dengan daunnya, namun pada daging buahnya pun sering dijadikan bahan baku minyak atsiri

     

    Kondisi optimal untuk tumbuh dan pembibitan

     

    Tanaman pala secara umum dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian sekitar 0-700 mdpl dengan kebutuhan curah hujan yang cukup tinggi yaitu 2000–3500 mm/tahunnya dan kelembaban udara sekitar 50-80 %. Tanaman ini dapat tumbuh biasanya hingga ketinggian pohon 5-15 meter atau bahkan dapat mencapai 30 meter. cocok tumbuh pada suhu udara sekitar 20-30oC dengan struktur tanah tempat tumbuhnya memiliki rentang yang cukup besar yaitu dari tanah padat hingga berpasir serta memiliki derajat keasaman 5,5 – 7

     

    Pada pembibitan tanaman pala biasanya dilakukan pengairan setiap 1-2 kali dalam sehari apabila tidak ada hujan sama sekali disertai penyiangan dari tanaman gulma di sekitarnya dan juga perlakuan penggemburan tanah. Dilakukan pula penambahan pupuk tanaman seperti pupuk kandang, pupuk kompos, ataupun pupuk anorganik seperti urea setiap 3 bulan sekali. Pemanenan pala dapat dilakukan sebanyak 3 kali dalam satu tahun, yaitu saat awal musim hujan yang memberikan hasil buah dengan kualitas paling baik, lalu pertengahan musim hujan dengan biasanya buah yang siap panen berjumlah paling banyak diantara periode lainnya, kemudian jumlah pala siap panen menurun dan dapat dipanen pada akhir musim hujan

     

    Penyebaran

     

    Tanaman pala tersebar pada wilayah atau negara yang memiliki iklim tropis termasuk diantaranya Guangdong dan Yunan di Cina, Taiwan, Malaysia, Grenada di Kepulauan Karibia, Kerala di India, Sri Lanka, dan Afrika Selatan, terutama juga di negara asalnya yaitu Indonesia. Pada negara Indonesia, penghasil utama ada pada Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Barat, dan Papua. Umur tanaman pun cukup panjang bahkan bisa mencapai 100 tahun

     

    Pala di Indonesia

     

    Indonesia memasok sekitar 60% dari total kebutuhan pasar piala dunia setiap tahunnya. Jawa Barat merupakan salah satu daerah sentra produksi pada tahun 2008 saja tercatat luas areal tanaman pala sekitar 4049 hektar dengan produksi 778 ton dan rata-rata produktivitas tanaman 359 kg/hektar dimana angka tersebut lebih tinggi dibanding produktivitas tanaman pala nasional. Kabupaten Sukabumi dan Bogor merupakan wilayah dengan produksi terbesar di Jawa Barat. Selain itu, di Jawa Barat pula telah banyak industri pengolahan pala yang lebih berkembang pesat dibanding daerah lainnya, diantaranya adalah minyak atsiri dan manisan pala

    Minyak Atsiri dan Analisis Kandungannya

     

    Produk utama dari tanaman pala adalah minyak atsiri yang dapat dihasilkan melalui penyulingan dari bahan baku berupa daging buah, biji, dan fuli pala. Pada minyak atsiri mengandung berbagai senyawa, yang paling banyak dan menjadi ciri khas adalah myristicin. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 06-2388-2006) syarat kadar myristicin dalam minyak atsiri pala minimal 10%. Myristicin sebenarnya dapat dijadikan sebagai agen insektisida, penambah rasa pada rokok, chemopreventive dan hepatoprotective, namun senyawa ini dapat memberikan efek halusinasi yang sama seperti narkotik. Seiring perkembangan zaman, minyak atsiri pala ini bahkan dijadikan sebagai bahan baku aromaterapi yang bersifat menghilangkan stress karena adanya kandung myristicin-nya. Kandungan myristicin lebih tinggi kadarnya pada daging buah pala dibandingkan dengan biji dan fulinya

     

    ada SNI 06-2388-2006 pun didapati adanya syarat lain yang harus dimiliki oleh minyak atsiri pala, diantaranya adalah nilai rata-rata indeks bias pada suhu 20oC harus berkisar pada rentang 1,475-1,485. Minyak atsiri harus memiliki bau khas pala dengan memiliki warna dari tidak berwarna hingga kuning muda dengan berat jenis 20oC/20oC pada rentang 0,885-0,907. Minyak atsiri pun harus larut dengan sempurna dan tetap jernih pada etanol 90% dengan rentang 1:1-1:3. Kelarutan minyak atsiri pada etanol 90% sangat berkaitan dengan jenis komponen kimia yang terkandung didalamnya. Kandungan senyawa terpen teroksigenasi seperti α-terpineol dan terpinen-4-ol banyak terkandung dalam minyak atsiri .Senyawa terpen teroksigenasi lebih mudah larut dalam alkohol dibanding terpen, sehingga semakin tinggi kandungan terpen maka semakin rendah daya larutnya

    Telah dilakukan beberapa analisis kandungan senyawa dalam minyak atsiri pala salah satunya dengan pendekatan metabolomik. Analisis dilakukan pada minyak atsiri pala yang berasal dari daging buah menggunakan instrumen Gas chromatography–mass spectrometry (GC-MS) oleh Sipahelut dan Telussa pada tahun 2011. Didapati adanya 21 senyawa yang teridentifikasi diantaranya sebagai berikut

    1. α-thujene
    2. α-pinene
    3. Camphene
    4. β-pinene
    5. β-myrcene
    6. α-phellandrene
    7. Linalool
    8. α-terpineol
    9. Safrole
    10. Myristicin

     

    Mutu dan rendemen minyak atsiri dapat ditentukan distilasi atau penyulingannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, myristicin merupakan senyawa khas dan menjadi karakteristik utama dalam minyak atsiri dengan titik didih 276,5oC, paling tinggi diantara senyawa lainnya. Peningkatan mutu minyak atsiri dapat memanfaatkan pendekatan metabolomik, contohnya dengan membandingkan kadar myristicin juga senyawa lainnya pada berbagai metode distilasi seperti destilasi air dan air-uap. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sipahelut dan Telussa pada tahun 2011, metode penyulingan minyak atsiri pala dengan destilasi air menghasilkan lebih banyak myristicin yang terekstraksi karena bahan dasar mengalami kontak langsung dengan air mendidih sehingga senyawa lebih mudah keluar dari jaringan bahan. Maka dari itu, mutu minyak atsiri dapat dimaksimalkan salah satunya dengan peningkatan kadar myristicin ter ekstraksi menggunakan destilasi air

     

    Manfaat Buah 

     

    Buah pala memiliki banyak manfaat untuk berbagai macam industri. Mulai dari industri makanan, minuman, kosmetik, hingga obat-obatan. Buah dapat dimanfaatkan menjadi minyak angin, balsem, kopi, permen, dan sabun.

     

    Daging dari buah pala dapat dimanfaatkan menjadi olahan makanan seperti manisan, asinan , dodol , sirup , dan selai . Dikutip dari situs Vokasi Kemendikbud, berikut beberapa manfaat buah pala untuk kesehatan:

     

    1. Mengatasi gangguan pencernaan

     

    Buah memiliki sifat anti inflamasi dan anti spasmodik. Hal ini akan membantu meredakan gangguan pencernaan seperti perut kembung, diare, dan gas di dalam perut.

     

    Ekstrak buah pala telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk meredakan masalah pencernaan. Oleh karena itu banyak yang memanfaatkan buah untuk menjadi minyak angin ataupun balsam.

     

    1. Membantu mengatasi masuk angin

     

    Di dalam biji buah mengandung minyak atsiri, saponin, myristicin, pektin, asam oleanolat, dan sebagainya. Di dalam bunga dan buahnya terdapat minyak atsiri dan zat samak.

     

    Kandungan-kandungan tersebut memiliki manfaat yang menguntungkan tubuh. Contohnya yaitu mengatasi permasalahan masuk angin. Aroma dari minyak pala yang hangat dapat membantu meredakan gejala masuk angin.

     

    1. Mengurangi efek dari gigitan serangga

     

    Selain dijadikan sebagai freshcare atau balsem, minyak pala pun dapat dimanfaatkan untuk mengurangi efek gatal dari gigitan serangga. Senyawa yang terkandung dalam buah pala memiliki sifat insektisida (antiserangga), fungisida (antijamur), dan antibakteri. Sehingga, buah banyak dimanfaatkan untuk kesehatan kulit.

     

    Efek Samping Buah 

     

    Buah pala memiliki efek aktivitas psikotropika dan efek samping. Berikut beberapa senyawa yang menyebabkan efek samping:

     

    1. Elemicin

     

    Senyawa elemicin dalam tubuh manusia dapat diubah menjadi senyawa baru yang mirip dengan mescalin atau amfetamin. Senyawa ini dapat menyebabkan efek samping seperti memabukkan atau menenangkan pada orang yang mengkonsumsinya. Selain itu senyawa ini juga dapat menyebabkan mual, pusing, dan lemas.

     

    1. Senyawa Aromatik Myristicin dan Safrole

     

    Senyawa Aromatik Myristicin dan Safrole sebesar 2 sampai 18% yang terdapat pada biji pala juga akan menimbulkan pengaruh halusinogen apabila dikonsumsi dengan dosis 5-8 mg atau setara dengan dua biji pala.

     

    Itulah tadi penjelasan tentang buah . Kamu dapat mengonsumsi atau memanfaatkan buah pala dengan dosis yang tepat agar bermanfaat bagi tubuh

     

  • Emas berbentuk Rempah dari indonesia “Kayu Manis”

    Kayu manis atau dengan nama ilmiah Cinnamomum ialah jenis pohon penghasil rempah-rempah. Di dalam kamus Biologi, Cinnamomum zeylanicum, termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang dihasilkan dari kulit bagian dalam yang kering, yang amat beraroma, manis, dan pedas. Orang biasa menggunakan rempah-rempah dalam makanan yang dibakar manis, anggur panas dan juga dipakai untuk keperluan medis.

    Kayu manis adalah salah satu bumbu makanan tertua yang digunakan manusia. Bumbu ini digunakan di Mesir Kuno sekitar 5000 tahun yang lalu, dan disebutkan beberapa kali di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama.

    Kayu manis secara tradisional juga dijadikan sebagai suplemen untuk berbagai penyakit, dengan dicampur madu. Ramuan ini bisa bermanfaat untuk pengobatan penyakit radang sendi, kulit, jantung, dan perut kembung.

    Spesies penghasil

    Beberapa spesies kayu manis yang dijual di pasaran di antaranya:

    • Cinnamomum verum’(True cinnamon, Sri Lanka cinnamon atau Ceylon cinnamon).
    • C. burmannii (korintje, cassia vera, atau Indonesian cinnamon).
    • C. loureiroi (Saigon cinnamon atau Vietnamese cinnamon).
    • C. aromaticum (Cassia atau Chinese cinnamon).

    Kulit manis Ceylon sering kali hanya menggunakan kulit bagian dalam yang lebih tipis, lebih memiliki kesegaran, kurang padat, lebih beraroma, dan lebih lembut dalam rasa daripada casiavera. Casiavera memiliki rasa yang lebih kuat (sering lebih pedas) daripada kulit manis Sri Lanka dan umumnya berwarna merah kecoklatan sedang hingga ringan, keras dan bertekstur kayu, serta lebih tebal (2–3 mm (0,079–0,12 inci) dan menggunakan seluruh lapisan kulitnya.

    Informasi dasar

    Kayu manis adalah tumbuhan dengan genus Cinnamomum dan famili Lauraceae yang digunakan sebagai penghasil rempah-rempah. Rempah ini memiliki aroma yang kuat, bersifat hangat, dan rasa yang manis. Bagian kayu manis yang dapat dimanfaatkan adalah kulit kayu bagian dalam yang dipotong dengan ketebalan tertentu atau dalam bentuk bubuk kayu manis. Kulit kayu manis memiliki aroma khas yang wangi dan terasa manis sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penyedap rasa makanan atau kue, bahan pembuat sirup, dan rasa pedas sebagai penghangat tubuh. Selain itu, batang kayu manis juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti bahan bangunan, meubelair, dan kayu bakar. Beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam kayu manis yaitu minyak atsiri eugenol, safrole, sinamaldehid, tanin, kalsium oksalat, damar, dan zat penyamak. Berbagai aplikasi kayu manis yaitu dapat dijadikan zat antimikroba, antifungi, antivirus, antioksidan, antitumor, penurun tekanan darah, kolesterol, dan memiliki senyawa rendah lemak. Senyawa eugenol dan sinamaldehid memiliki potensi sebagai antibakteri dan antibiofilm. Minyak atsiri dapat dijadikan antiseptik, membangkitkan selera atau menguatkan lambung (stomakik), serta memiliki efek untuk mengeluarkan angin (karminatif). Selain itu, minyaknya dapat digunakan dalam industri sebagai obat kumur dan pasta gigi, penyegar bau sabun, deterjen, lotion parfum, dan cream. Dalam pengolahan bahan makanan dan minuman, minyak kayu manis digunakan sebagai pewangi atau peningkat cita rasa, di antaranya untuk minuman keras, minuman ringan (soft drink), agar-agar, kue, kembang gula, bumbu gulai, dan sup.

    Persyaratan Tumbuh Kayu Manis

    Persyaratan tumbuh kayu manis yaitu sebagai berikut.

    1. Tinggi tempat

    Beberapa jenis kayu manis dapat tumbuh pada ketinggian hingga 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), namun C. burmanni akan berproduksi baik bila ditanam pada daerah dengan ketinggian 500 – 1.500 m dpl. Bila ditanam di daerah kurang dari 500 m dpl, tanaman akan tumbuh lebih cepat namun kualitas kulit kayunya rendah yaitu ketebalan kulit dan aromanya berkurang bila dibanding jika jika ditanam di daerah yang lebih tinggi. Untuk jenis C. zeylanicum, tumbuh baik pada ketinggian antara 0–500 m dpl.

    1. Iklim

    Kayu manis tumbuh baik didaerah yang beriklim tropis basah. Iklim tropis basah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Faktor iklim yang harus diperhatikan adalah: a) curah hujan, kayu manis menghendaki hujan yang merata sepanjang tahun dengan jumlah cukup yaitu sekitar 2.000-2.500 mm/tahun, jika curah hujan terlalu tinggi akan berpengaruh pada hasil rendemennya yang rendah; b) Suhu, kayu manis akan tumbuh baik pada suhu rata-rata 25 derajat celcius dengan batas maksimum 27 derajat celcius dan batas minimum 18 derajat celcius; c) Kelembaban, kayu manis akan tumbuh baik pada kelembaban 70-90%, semakin tinggi kelembaban, pertumbuhan tanaman akan semakin baik; dan d) Sinar matahari, akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis tanaman. Kayu manis memerlukan memerlukan sinar matahari sekitar 40-70%.

    1. Keadaan tanah

    Jenis tanah yang sesuai untuk pertumbuhan kayu manis adalah tanah yang banyak mengandung humus, remah, berpasir dan mudah menyerap air seperti latosol. Namun kayu manis juga dapat tumbuh pada jenis tanah andosol, podsolik merah kuning dan mediteran. Keasaman (pH) tanah yang cocok untuk kayu manis adalah pH 5,0 – 6,5.

    Penyebaran

    Dari berbagai jenis kayu manis, hanya empat jenis yang terkenal dalam perdagangan ekspor maupun lokal dan persebarannya yaitu sebagai berikut.

    1. Cinnamomum burmanni

    tanaman ini tumbuh baik pada ketinggian 600-1.500 m dpl dan banyak dijumpai di Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Utara, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Maluku. Tinggi tanaman dapat mencapai 15 m, berdaun kecil dan kaku dengan pucuk berwarna merah. Kulit berwarna abu-abu dengan aroma khas dan rasanya manis, dan dipanen (berupa kulit batang dan ranting) setelah tanaman berumur 10 tahun dengan lingkar batangnya mencapai satu meter

    1. Cinnamomum zeylanicum

    Jenis ini merupakan tanaman asli Srilanka (pulau Ceylon) yang tidak dapat tumbuh baik di Indonesia karena kualitas kulit kayu yang dihasilkan kurang baik (lebih tipis). Tanaman ini sangat cocok bila ditanam di dataran rendah sampai 500 m dpl. Tinggi tanaman mencapai 5–6 m dan bercabang. Panen dapat dilakukan pada umur 3 tahun, kulit kayu berwarna abu-abu.

    1. Cinnamomum cassia

    Kayu manis dengan nama lain Cinnamomum aromaticum ini merupakan tanaman asli dari Myanmar dan banyak dijumpai di daerah Jawa Tengah (Kebumen, Baturaden dan Purwokerto). Cinnamomum cassia punya karakter yang berbeda dengan Cinnamomum zeylanicum maupun Cinnamomum burmanni dengan pucuk berwarna hijau muda sampai hijau kemerahan dan tajuk berbentuk piramida. Kandungan atsiri jenis ini lebih banyak pada kulit cabang dibanding kulit batang, ranting dan daun.

    1. Cinnamomum cullilawan

    Kayu manis ini hanya dikenal di daerah Maluku (Ambon dan Pulau Seram). Kayunya termasuk jenis kayu lunak dan berwarna putih, dengan kulit batang dan akar mengandung minyak atsiri. Kulit batangnya berbau minyak kayu putih yang dalam perdagangan disebut dengan culitlawan. Minyak kulit lawang umumnya dimanfaatkan untuk pengobatan sakit maag (gangguan pencernaan) dan penyakit kolera. Sampai saat ini minyak kulit lawang dijual dengan nama minyak lawang yang sering digunakan untuk obat gosok.

    Tanaman kayu manis telah menyebar ke hampir seluruh negara tropis. Di Indonesia, Cinnamomum burmannii banyak terdapat di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Maluku. Cinnamomum cassia banyak terdapat di Kebumen, Baturaden, dan Purwokerto. Cinnamomum cullilawan terdapat di Pulau Seram dan Ambon. Sedangkan, Cinnamomum zeylanicum terdapat di Pulau Ceylon (Sri Lanka). Hingga saat ini, Sri Lanka merupakan produsen kayu manis terbesar di dunia, disusul oleh Seychelles dan Republik Malagasy. Sementara itu, Cinnamomum cassia telah intensif dibudidayakan di Cina

    Potensi kayu manis di Indonesia

    Potensi untuk mengembangkan usaha agribisnis kayu manis di Indonesia cukup besar mencakup hampir semua subsistem, baik pada subsistem agribisnis hulu maupun subsistem hilir. Sumber daya yang dimiliki Indonesia cukup memadai, seperti sumber daya alam (lahan yang sesuai), teknologi, tenaga ahli, plasma nutfah bahan tanaman, serta jumlah penduduk sehingga berpotensi untuk pemasaran kayu manis dalam negeri. Selain itu, juga didukung oleh sistem dan manajemen produksi yang efisien dan efektif. Oleh karena itu, potensi yang dimiliki tersebut dapat dimanfaatkan untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen kayu manis bermutu nomor satu di dunia dengan daya saing yang cukup tinggi.

    Ketersediaan lahan pegunungan di Indonesia terbentang sepanjang pulau Sumatera, Jawa, dan Sulawesi dengan curah hujan yang memadai untuk tumbuh tanaman kayu manis. Potensi peningkatan produksi dan mutu kayu manis pada jangka menengah (sampai tahun 2015) yaitu dengan mengelola tanaman yang ada dengan baik (luas areal 130.000 ha) dan mengolahnya menjadi bentuk yang lebih hilir serta pertanian organik. Pada jangka panjang (sampai tahun 2025) pengembangan dapat dilakukan pada daerah-daerah di luar daerah sentra, seperti Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Daerah yang mempunyai tanah subur, gembur dengan drainase yang baik serta kaya akan bahan organik seperti tanah-tanah andosol, latosol dan organosol. Tanaman ini menghendaki banyak hujan sepanjang tahun, tanpa musim kering panjang, dengan curah hujan berkisar antara 2.000-2.500 mm/tahun dan suhu harian berkisar antara 19-23,3 oC.

    Produk kayu manis merupakan hasil utama dari kayu manis, produk ini berupa potongan kulit yang dikeringkan. Menghasilkan produk kayu manis sangat sederhana, yaitu cukup dengan penjemuran. Sebelum dijemur, kulit dikikis atau dibersihkan dari kulit luar, lalu dibelah–belah menjadi berukuran lebar 3–4 cm. Selanjutnya kulit yang sudah bersih ini dijemur dibawah terik matahari selama 2–3 hari, kulit dinyatakan kering kalau beratnya sudah susut sekitar 50% artinya, kalau bobot sebelum dijemur sekitar 1 kg maka kayu manis kering harus berbobot 0,5 kg. Kulit bermutu rendah karena kadar airnya masih tinggi, kadar air tinggi diakibatkan oleh kurangnya waktu penjemuran selain kadar air masih tinggi, mutu kulit dipengaruhi oleh kebersihan tempat penjemuran. Agar dapat menghasilkan mutu kulit yang baik, penjemuran sebaiknya dilakukan dibawah sinar matahari penuh.

    Kajian metabolomik

    Berbagai kajian metabolomik dari kayu manis yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut. Al-Dhubian (2012) menyebutkan komponen kimia terbesar pada kayu manis adalah alkohol sinamat, kumarin, asam sinamat, sinamaldehid, antosianin dan minyak atsiri dengan kandungan gula, protein, lemak sederhana, pektin dan lainnya. Ervina dkk (2016) menyatakan bahwa hasil ekstraksi kulit batang Cinnamomum burmanii mengandung senyawa antioksidan utama berupa polifenol (tanin, flavonoid) dan minyak atsiri golongan fenol. Kandungan utama minyak atsiri kayu manis adalah senyawa sinamaldehid dan eugenol. Wang et al (2009) dalam Hasan (2011) menyebutkan bahwa komponen mayor minyak atsiri yang terkandung pada daun Cinnamomum burmanii adalah trans sinamaldehid (60,17%), eugenol (17,62%) dan kumarin (13,39%). Identifikasi minyak atsiri batang C. burmannii dengan GC-MS dan LC-MS menemukan adanya senyawa utama sinamaldehid dan beberapa polifenol terutama proanthocyanidin dan epi-catechin (Shan B, 2007). Chen et al (2014) menemukan diantara 4 spesies cinnamon yaitu C. burmannii, C. verum, C. aromaticum, dan C. loureiroi semua ekstraknya memiliki manfaat kesehatan yang sama. Yang membedakannya C. burmannii memiliki rasa yang tidak terlalu pahit seperti C. cassia dan C. loureiroi. Tingkat kandungan senyawa aktif pada tumbuhan bisa berubah tergantung metode yang digunakan dalam proses ekstraksinya (Duguoa et al, 2007). Bandara et.al (2011) menyebutkan bahwa cinnamon memiliki kemampuan antimikroba, antifungi, antivirus, antioksidan, antitumor, penurun tekanan darah, kolesterol dan memiliki senyawa rendah lemak. Senyawa eugenol dan sinamaldehid memiliki potensi sebagai antibakteri dan antibiofilm (Niu C dan Gilbert ES, 2004). Penelitian Shah Et al (2007) membuktikan kemampuan ekstrak kulit batang cinnamon melawan 5 jenis bakteri patogen yaitu Bacillus cereus, Listeria monocytogenes, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Salmonella anatum. Nisa dan Triastuti (2014) melaporkan sifat antibakteri ekstrak kayu manis terhadap E. coli dan S. aureus. Sedangkan penelitian Daker dkk (2013) menunjukkan ekstrak metanol kulit batang Cinnamomum burmanii Blume dengan senyawa utamanya trans-cinnamaldehyde (TCA) yang memiliki kemampuan menghambat proliferasi human NPC cell.

    Pendekatan kuantitatif metabolik NMR dikembangkan untuk membedakan dua spesies kayu manis (Ceylon Cinnamon, Cinnamomum verum dan Chinese Cinnamon, Cinnamomum cassia) yang secara bergantian digunakan dalam produk makanan. Hasil analisis aksesi 10 kulit mengungkapkan untuk 9 metabolit sensorik kunci, dengan (E)-namnam aldehyde sebagai bentuk utama. Analisis data multivariat mengungkapkan untuk kehadiran utama eugenol dalam pengayaan (enrichment) C. verum versus asam lemak dalam C. cassia. Penelitian ini memberikan metabolite fingerprinting NMR pertama dari dua sumber daya kayu manis utama. Senyawa yang berhubungan dengan aroma dan rasa C. verum diidentifikasi dan diukur yang dapat digunakan sebagai penanda untuk otentikasi obat yang berharga ini. Wawasan baru tentang mediasi metabolit untuk efek antidiabetes C. verum juga disajikan.

    10 Manfaat Kayu Manis untuk Kesehatan

    Manfaat kayu manis cukup beragam, mulai dari mengurangi peradangan tubuh sampai mengontrol kadar gula darah. Manfaat tersebut diperoleh berkat adanya senyawa antioksidan dan anti radang yang terkandung di dalam kayu manis. 

    Kayu manis (Cinnamomum zeylacium) merupakan jenis rempah yang seringkali digunakan sebagai bumbu masakan berkat aromanya yang khas serta mampu menambah lezat cita rasa masakan. Selain populer sebagai bumbu masakan, kayu manis juga memiliki beragam manfaat, khususnya untuk kesehatan.

    Manfaat tersebut berasal dari berbagai senyawa penting, seperti kemarin, asam sinamat, dan eugenol, yang dikenal bersifat antioksidan, anti radang, dan antidiabetes. Untuk mendapatkan manfaat kayu manis untuk kesehatan, Anda bisa menggunakannya sebagai tambahan bumbu pada masakan, kue kering, atau minuman.  

    Kandungan Nutrisi Kayu Manis

    Dalam 100 gram kayu manis terkandung 247 kalori dan 10,6 gram air. Selain itu, kayu manis juga mengandung nutrisi berikut ini:

    • 81 gram karbohidrat
    • 4 gram protein
    • 1,2 gram lemak
    • 53 gram serat
    • 2,2 gram gula
    • 1 gram kalsium
    • 1 gram zat besi
    • 0,4 gram kalium

    Seperti yang telah disebutkan, kayu manis juga mengandung senyawa antioksidan dan anti radang berupa kumarin, asam sinamat, eugenol, serta beberapa vitamin, seperti vitamin A, vitamin B, dan vitamin K yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh.

    Berbagai Manfaat Kayu Manis untuk Kesehatan

    Berikut ini adalah beberapa manfaat kayu manis untuk kesehatan yang bisa Anda peroleh:

    1. Mengurangi peradangan tubuh

    Kayu manis mengandung senyawa antioksidan dan anti radang berupa polifenol, kumarin, dan flavonoid. Senyawa tersebut mampu mengurangi peradangan, mempercepat pemulihan luka, dan mencegah kerusakan sel dan jaringan tubuh akibat radikal bebas. 

    Selain itu, kemampuan kayu manis dalam mengurangi peradangan dapat mencegah tubuh terserang penyakit berbahaya, termasuk stroke dan penyakit jantung. 

    2. Meredakan nyeri

    Manfaat kayu manis selanjutnya adalah meredakan nyeri, seperti nyeri sendi. Pasalnya, kayu manis mengandung senyawa anti radang yang efektif mengurangi peradangan dan meredakan nyeri, termasuk nyeri sendi dan nyeri otot. 

    3. Menjaga kesehatan jantung

    Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ekstrak kayu manis memiliki potensi untuk mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, yakni jenis lemak jahat yang dapat menyebabkan terjadinya sumbatan pembuluh darah (aterosklerosis). 

    Manfaat ini menjadikan kayu manis sebagai salah satu tanaman herbal yang baik untuk menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, seperti stroke dan penyakit jantung

    4. Mengontrol tekanan darah

    Selain menjaga kesehatan jantung, kayu manis juga bermanfaat dalam mengontrol tekanan darah. Hal ini karena kayu manis mengandung kalium dan senyawa antioksidan yang mampu mengurangi kadar natrium dan meredakan ketegangan pada dinding pembuluh darah, sehingga tekanan darah terkontrol.

    Untuk memaksimalkan manfaat ini, Anda juga perlu menjalani pola hidup sehat, yakni rutin berolahraga, tidak merokok, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan membatasi asupan garam.

    5. Menurunkan kadar gula darah

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kayu manis dapat menurunkan kadar gula darah dan menjaganya tetap stabil. Selain itu, kayu manis dapat meningkatkan kinerja dan efektivitas hormon insulin pada pasien diabetes tipe 2, serta mencegah terjadinya penyakit diabetes dan resistensi insulin pada orang yang sehat.

    6. Melawan infeksi jamur

    Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kayu manis mampu melawan infeksi jamur penyebab infeksi saluran pernapasan. Manfaat ini berasal dari senyawa aktif cinnamaldehyde yang bersifat antioksidan dan antijamur. Meski begitu, masih diperlukan penelitian lebih banyak guna menguji efektivitasnya pada manusia. 

    7. Melawan infeksi bakteri

    Selain melawan infeksi jamur, kayu manis juga bermanfaat untuk melawan infeksi bakteri. Hal ini selaras dengan sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa ekstrak kayu manis dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu, termasuk Listeria dan Salmonella

    Bahkan, efek antibakteri yang dimiliki kayu manis juga dapat mencegah kerusakan gigi dan mengurangi bau mulut. Oleh karena itu, tidak heran bila kayu manis seringkali ditemukan dalam bahan pasta gigi. Namun, masih diperlukan penelitian lebih banyak terkait manfaat tersebut pada manusia.

    8. Meningkatkan daya tahan tubuh

    Kayu manis mengandung sejumlah senyawa antioksidan yang berasal dari vitamin A, vitamin B, vitamin K, dan nutrisi lainnya. Kombinasi kandungan tersebut bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga tubuh akan lebih kuat dalam menangkal radikal bebas pemicu penyakit dan terhindar dari kerusakan sel serta jaringan tubuh. 

    9. Menjaga berat badan tetap ideal

    Manfaat kayu manis lainnya yang tidak kalah menarik adalah menjaga berat badan tetap ideal. Pasalnya, kayu manis diketahui efektif menurunkan kadar gula darah setelah makan malam. Hal ini akan memengaruhi sistem metabolisme tubuh Anda, sehingga dapat membantu penurunan berat badan. 

    Selain itu, teh kayu manis juga mampu menurunkan nafs u makan. Dengan begitu, Anda akan terhindari dari kebiasaan ngemil atau makan di malam hari.

    10. Mencegah kanker

    Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kayu manis dapat mencegah penyakit kanker. Manfaat ini diperoleh berkat adanya senyawa cinnamaldehyde yang berperan dalam mengurangi pertumbuhan kanker dan pembentukan pembuluh darah pada tumor.  

    Meski manfaat kayu manis untuk kesehatan cukup beragam, masih diperlukan banyak penelitian untuk menguji lebih lanjut efektivitasnya sebagai obat alami, khususnya pada manusia.

    Anda juga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi kayu manis secara berlebihan. Pasalnya, kayu manis mengandung zat kumarin yang justru bisa merugikan kesehatan bila dikonsumsi secara berlebihan.

    Efek samping kayu manis

    Pada dasarnya, kayu manis aman dikonsumsi dalam jumlah kecil hingga sedang. Namun, kayu manis akan menimbulkan efek kesehatan tertentu jika dikonsumsi terlalu banyak.

    1. Memicu kerusakan hati

    Kayu manis Cassia adalah sumber kumarin yang kaya. Mengutip Healthline, kandungan kumarin pada kayu manis bubuk dapat berkisar antara 7-18 gram per 1 sdt.

     

    Asupan kumarin yang dapat ditoleransi adalah sekitar 5 miligram per hari untuk orang dengan berat badan 59 kilogram. Artinya, hanya 1 sendok teh kayu manis per hari melebihi batas asupan kumarin harian.

     

    Sejumlah penelitian menemukan bahwa terlalu banyak asupan kumarin dapat menyebabkan toksisitas dan kerusakan hati. Dalam sebuah studi kasus, seorang wanita 73 tahun mengalami infeksi hati mendadak setelah mengkonsumsi suplemen kayu manis selama satu minggu.

    1. Meningkatkan risiko kanker

    Penelitian pada hewan menunjukkan, asupan kumarin yang terlalu banyak dapat meningkatkan risiko kanker tertentu, seperti paru-paru, hati, dan ginjal.

     

    Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti cara kumarin memicu pertumbuhan sel kanker. Namun, sejumlah ilmuwan percaya bahwa kumarin menyebabkan kerusakan DNA seiring berjalannya waktu hingga meningkatkan risiko kanker.

    1. Memicu luka di mulut

    Beberapa orang dilaporkan mengalami sariawan setelah mengkonsumsi produk yang mengandung bahan penyedap kayu manis.

    Kayu manis mengandung cinnamaldehyde, senyawa yang memicu reaksi alergi bila dikonsumsi berlebih.

    Dalam jumlah sedikit, bumbu kayu manis tak menyebabkan reaksi alergi. Pasalnya, air liur mencegah bahan kimia bersentuhan dengan mulut terlalu lama.

    Selain sariawan, gejala alergi cinnamaldehyde lainnya antara lain:

    – pembengkakan lidah atau gusi,

    – sensasi terbakar atau gatal di mulut,

    – bercak putih di mulut.

    1. Menurunkan kadar gula darah

    Kayu manis memang terkenal dengan kemampuannya menurunkan kadar gula darah. Namun, hal ini bisa menjadi bahaya pada orang dengan kadar gula darah normal.

    Kayu manis dapat menyebabkan kondisi kadar gula darah rendah atau yang disebut dengan hipoglikemia. Kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan, pusing, dan pingsan.

    1. Memicu masalah pernapasan

    Terlalu banyak asupan kayu manis bubuk dalam sekali makan dapat memicu masalah pernapasan. Hal ini disebabkan oleh tekstur halus bubuk kayu manis yang membuatnya jadi mudah dihirup.

    Tak sengaja menghirup kayu manis bisa memicu sejumlah gejala seperti berikut:

    – batuk,

    – tersedak,

    – sulit mengatur napas.

    Selain itu, kandungan cinnamaldehyde dalam kayu manis juga dapat mengiritasi tenggorokan yang bisa memicu masalah pernapasan lebih lanjut.

     

    1. Berinteraksi dengan obat tertentu

    Kayu manis aman dikonsumsi dalam jumlah kecil hingga sedang dengan sebagian besar obat.

    Namun, konsumsi kayu manis terlalu banyak akan jadi berbahaya jika dilakukan berbarengan dengan konsumsi beberapa obat. Misalnya saja obat diabetes, penyakit jantung, dan penyakit hati.

    Kayu manis dapat berinteraksi dengan obat-obatan di atas, baik dengan meningkatkan efeknya atau bahkan memperparah efek sampingnya.

    Misalnya, mengutip Medicine Net, laporan yang dipublikasikan dalam Pharmacognosy Research pada 2015 lalu menemukan, orang yang mengkonsumsi warfarin atau obat pengencer darah lainnya perlu memperhatikan asupan kayu manisnya. Tingginya kadar kumarin dalam kayu manis bisa mengganggu pembekuan darah.

    1. Memicu masalah pencernaan

    Efek samping kayu manis lainnya adalah timbulnya sejumlah masalah pencernaan.

    Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Clinical Nutrition tahun 2019 lalu menemukan, reaksi alergi yang ditandai dengan gejala pencernaan menjadi konsekuensi yang paling sering terjadi dari konsumsi kayu manis.

    Dampak ini hanya bersifat sementara dan bisa hilang dengan sendirinya.

  • Rempah yang paling diburu oleh para penjajah “Lada”

    Lada

    Lada, disebut juga merica atau sahang, yang mempunyai nama Latin Piper nigrum adalah sebuah tanaman yang kaya akan kandungan kimia, seperti minyak lada, minyak lemak, juga pati. Lada bersifat sedikit pahit, pedas, hangat, dan antipiretik.Tanaman ini sudah mulai ditemukan dan dikenal sejak puluhan abad yang lalu.Pada umumnya orang-orang hanya mengenal lada putih dan lada hitam yang mana sering dimanfaatkan sebagai bumbu dapur. Tanaman ini merupakan salah satu komoditas perdagangan dunia dan lebih dari 80% hasil lada Indonesia diekspor ke negara luar.Selain itu, lada mempunyai sebutan The King of Spice (Raja Rempah-Rempah) yang mana kebutuhan lada di dunia tahun 2000 mencapai 280.000 ton. Lada adalah salah satu tanaman yang berkembang biak dengan biji, tetapi banyak para petani lebih memilih melakukan penyetekkan untuk mengembangkannya. Mereka memotong batangnya kira-kira dengan panjang 0,25–0,5 meter. Tumbuhan lada secara sekilas mirip dengan sirih (Piper betle)

    Bagian-bagian tanaman

     

    Batang

    Batang tanaman lada tumbuh merambat pada suatu tiang, terkadang juga menjalar di permukaan tanah. Panjang batang bisa mencapai 15 meter, tetapi dalam budidaya tanaman lada, biasanya batang akan dipotong dan hanya disisakan sekitar 275–300 cm.Bentuk batang pada tanaman lada adalah beruas-ruas seperti tanaman tebu dan panjang ruas bukunya berkisar 4–7 cm, hal ini tergantung pada tingkat kesuburan. Panjang ruas buku pada pangkal biasanya lebih pendek dibanding dengan ruas yang berada di pertengahan maupun ujung, sedang ukuran diameternya rata-rata berukuran 6–25 mm.

    Akar

    Akar yang dimiliki oleh tanaman lada adalah akar tunggang namun mirip dengan akar serabut. Ukurannya kecil-kecil dan tidak panjang sebagaimana pada akar tunggang biasanya.Sesuai dengan jenisnya, akar tanaman ini dibedakan menjadi dua, yakni akar pelekat dan akar tanah. Akar lekat adalah akar yang tumbuh pada setiap ruas buku yang berada di permukaan tanah dan mempunyai panjang rata-rata 2,5–3,5 cm.Dalam satu ruas buku bisa tumbuh sebanyak 10–25 helai akar. Kemudian akar tanah adalah akar yang tumbuh pada batang tanaman yang berada di dalam tanah. Dari satu suku batang bisa tumbuh sekitar 10–20 helai akar.

    Cabang

    Tanaman ini mempunyai dua macam lada, yakni cabang ortotrop dan cabang pang plagiotrop. Adapun cabang ortotrop adalah cabang yang tumbuh dari ketiak daun pada buku batang baik yang berada di permukaan maupun di dalam tanah.Selanjutnya, cabang pang plagiotrop merupakan cabang yang tumbuh dari buku dahan.Biasanya cabang ini akan tumbuh setelah tanaman lada berbuah sebanyak dua kali.Jika semakin banyak buku dahan yang ditumbuhi olehnya, maka semakin banyak buah yang akan dihasilkan.

    Dahan

    Daun tanaman lada berbentuk bulat telur, tetapi ujungnya meruncing. Pada belahan atas, daun berwarna hijau tua mengkilat, sedang yang bawah berwarna hijau pucat. panjangnya bisa mencapai 12–18 cm dengan ukuran lebar 5–10 cm. Daun akan berukuran lebih panjang jika berada pada batang bagian atas, begitu sebaliknya. Biasanya kuncup daun lada terbungkus oleh kelopak (sisik), jika dia mengembang, maka berjatuhanlah kelopak tersebut. Selain itu, daun tanaman ini sifatnya kenyal dan bertangkai.

    Varietas 

    Di Indonesia, terdapat sekitar 40 jenis . Meskipun begitu, jenis varietas yang banyak ditanam tergantung kepada daerahnya. Di Lampung misalnya, jenis yang banyak ditanam adalah Belantung dan Kerinci. Di Bangka jenis yang banyak ditanam adalah “Lampung Daun Kecil” (LDK) dan “Lampung Daun Lebar” (LDL), Merapin, Chunuk dan Jambi. Di Kalimantan, jenis lada yang banyak ditanam adalah varietas Bengkayang. Di Provinsi Jawa Barat, jenis yang banyak ditanam adalah varietas LDK dan LDL. Dalam setiap jenis varietas mempunyai keunggulan dan kelemahan dalam ketahanan hama dan penyakit utama , sehingga petani dapat memilih jenis varietas lada mana yang cocok untuk dikembangkan

    Seiring perkembangan zaman dan teknologi pertanian kini tanam lada tidak hanya terpaku pada jenis rambat namun sudah dibudidayakan juga jenis perdu yang tidak terlalu membutuhkan lahan luas serta sangat minim pemeliharaan dan juga hasil buahnya sebanding dengan jenis rambat.

    Pertumbuhan dan tata cara tanam 

    Karakteristik geografis

    Tanaman tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian mulai dari 0–700 m di atas permukaan laut (dpl). Penyebaran tanaman lada sangat luas berada di wilayah tropika antara 200 IU dan 200 LS, dengan curah hujan dari 1.000–3.000 mm per tahun, merata sepanjang tahun dan mempunyai hari hujan 110–170 hari per tahun, musim kemarau hanya 2–3 bulan per tahun. Kelembaban udara 63–98% selama musim hujan, dengan suhu maksimum 35℃ dan suhu minimum 20℃. dapat tumbuh pada semua jenis tanah, terutama tanah berpasir dan gembur dengan unsur hara cukup, drainase (air tanah) baik, tingkat kemasaman tanah pH 5,0–6,5

    Tata cara tanam

    Tanaman lada dapat diperbanyak secara generatif dengan biji, dan vegetatif dengan stek. Perbanyakan menggunakan stek lebih praktis, efisien dan bibit yang dihasilkan sama dengan sifat induknya. Stek tanaman lada dapat diambil dari sulur panjat, sulur gantung, sulur tanah dan sulur buah (cabang buah). Sulur panjat adalah sulur yang tumbuh memanjat tanaman penegak, apabila ditanam akan menghasilkan tunas dan akar lekat yang dapat langsung melekat pada penegak lada. Sulur gantung adalah sulur panjat yang menggantung atau tidak tumbuh memanjat pada tanaman penegak, tidak mempunyai akar lekat, apabila ditanam akan menghasilkan tunas yang tidak dapat langsung melekat pada tanaman penegak, cabang buah/buah keluarnya lambat (3–4 tahun). Sulur tanah adalah sulur yang tumbuh merayap di permukaan tanah, akar lekatnya terbatas, tiap buku tidak keluar akar, apabila ditanam akan menghasilkan tunas yang tidak dapat langsung melekat pada tanaman penegak, cabang buah/buah keluarnya lambat (3–4 tahun). Sulur buah (cabang buah) adalah cabang buah, tidak mempunyai akar lekat, apabila ditanam akan cepat menghasilkan buah, tetapi tanaman lada tidak dapat tumbuh tinggi dan tidak melekat pada tanaman penegak,perakarannya dangkal, mudah stres apabila ketersediaan air tanah terbatas, keluarnya cabang buah cepat, pada umur 1 tahun sudah menghasilkan buah

    Pada umur 3 tahun, tanaman sudah dapat dipanen dan pertumbuhannya mencapai ujung tiang penegak dengan ketinggian 3,5 cm. Selanjutnya hasilnya mulai bertambah sampai tanaman berumur 8 tahun, kemudian mulai menurun. Kalau tanaman dipelihara baik, tanaman masih dapat berproduksi sampai 15 tahun atau lebih. Sejak bunga keluar sampai buah masak, memakan waktu 7–9 bulan. Buah lada yang masih muda berwarna hijau muda, kemudian berubah menjadi hijau tua dan apabila sudah masak menjadi kuning kemerah-merahan. Pada tahap pembungaan dan pembuahan ini perlu diamati kemungkinan adanya serangan kepik penghisap bunga (Diplogomphus hewitti) dan kepik penghisap buah Dasynus piperis. Kedua jenis hama ini sama-sama menimbulkan kehilangan langsung pada produksi lada (buah keriput, rontok, dsb). Pemberantasan kedua jenis hama ini dapat dilaksanakan dengan penyemprotan insektisida yang telah disetujui oleh Komisi Pestisida dengan frekuensi 2–5 kali per tahun tergantung pada berat ringannya serangan 

    Berdasarkan tujuannya, ada dua macam pemanenan buah lada yaitu lada hitam dan lada putih. Lada hitam dan lada putih sebenarnya tumbuh dari tanaman yang sama. Namun, keduanya memiliki cara pengolahan yang berbeda sehingga menghasilkan warna, tekstur, dan rasa berbeda yang memiliki khas masing-masing. Lada hitam adalah lada yang dikeringkan bersama kulitnya (tanpa pengupasan), sedangkan lada putih adalah lada yang dikeringkan setelah melalui proses perendaman dan pengupasan. Lada putih memiliki rasa yang lebih pedas daripada lada hitam. Namun rasa lada putih tidak sekaya rasa lada hitam yang memiliki rasa lebih kompleks. Lada hitam paling banyak dihasilkan di Provinsi Lampung, sementara lada putih awalnya banyak dihasilkan di Muntok, Bangka bagian barat. Saat ini putih terkonsentrasi di Bangka Selatan antara lain terdapat di Kecamatan Toboali, Kecamatan Koba, dan Kecamatan Air Gegas

    Penyebaran

    Indonesia merupakan negara pemasok terbesar dalam pasar internasional. Menurut Wahid dan Sitepu, 1987 sebelum perang dunia ke II, Indonesia hampir menguasai hampir seluruh kebutuhan dunia (80%). Selanjutnya Indrawanto dan Wahyudi (1996) melaporkan bahwa ekspor putih Indonesia pernah meningkat dari 54% pada tahun 1981 menjadi 94% pada tahun 1990 dari total ekspor lada putih dunia. Sebaliknya pada periode yang sama pangsa ekspor hitam Indonesia pernah menurun dari 52% pada tahun 1981 menjadi 27% pada tahun 1990. Enam tahun kemudian mulai dari tahun 1996–2000, lada hitam negara kita meningkat lagi menjadi 45% dari total ekspor hitam dunia. Ada sembilan negara yang menjadi pemasok dominan lada di dunia ini, yaitu Indonesia, India, Malaysia, Brazil, Thailand, Sri Lanka, Vietnam, Mexico dan Madagaskar. Dalam masa sepuluh tahun terakhir (1990–2000) rata-rata per tahunnya negara Indonesia merupakan negara yang paling besar dalam mengekspor kemudian diikuti oleh negara Malaysia dan Brazil, dengan masing-masing rata-rata per tahunnya sebesar 43.193 ton, 31.904 ton, dan 24,511 ton.

    Luas area tanaman di Indonesia hampir 90% dimiliki oleh perkebunan rakyat estimasi tahun 2000 seluas 130.178 ha dari total areal 130.557 ha, dengan total potensi produksi Indonesia sekitar 65.227 ton. Daerah penghasil terbesar di Provinsi Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. Hasil pengolahan ada 3 jenis yaitu hitam, putih, dan hijau, dari 3 jenis olahan yang dikenal hanya lada hitam dan putih. Untuk hasil olahan dari Provinsi Lampung dikenal dengan sebutan Lampung black pepper dan hasil olahan lada dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dikenal dengan sebutan Muntok white pepper. Sebutan tersebut dikenal karena Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar di dunia. Kondisi perkebunan Indonesia saat ini sekitar 11,50% dari seluruh luas komoditas perkebunan dengan kemampuan modal yang lemah. Dampak dari kondisi tersebut diatas mengakibatkan perkembangan teknologi di tingkat petani untuk perbaikan mutu, budidaya/pengembangan tanaman sangat lambat dan tidak mengalami perubahan

    Kandungan dan analisis metabolit 

    Kandungan 

    Rasa pedas diakibatkan oleh adanya zat piperin, piperin, dan chavicin yang merupakan persenyawaan dari piperin dengan semacam alkaloid. Chavicin banyak terdapat dalam daging biji lada (mesocarp) dan tidak akan hilang walaupun biji yang masih berdaging dijemur hingga lebih pedas dibanding lada putih. Aroma biji berasal dari minyak atsiri yang terdiri dari beberapa jenis minyak terpin (terpentin) hitam dan putih dengan senyawa kimia, kadar air, zat protein, zat karbohidrat, minyak atsiri, dan piperin (alkaloid).

    Piperin termasuk golongan alkaloid yang merupakan senyawa amina basa lemah yang dapat membentuk garam dan asam mineral kuat. Tumbuhan yang termasuk jenis piper selain mengandung 5–9% piperin juga mengandung minyak atsiri berwarna kuning berbau aromatis senyawa berasa pedas (kavisin), amilum, resin, dan protein. Piperin berupa kristal berbentuk 8 jarum berwarna kuning, tidak berbau, tidak berasa lama-lama pedas. Piperin bila dihidrolisis dengan KOH akan menghasilkan kalium piperinat dan piperidin. Saat ini produk utama dari lada yaitu lada itu sendiri yang memiliki beberapa kegunaan diantaranya yaitu untuk kesehatan, untuk obat-obat tradisional maupun modern, khasiatnya sebagai stimulan pengeluaran keringat (diaphoretik), pengeluaran angin (carminative), peluruhan air kencing (diuretik), peningkatan nafsu makan, peningkatan aktivitas kelenjar-kelenjar pencernaan, dan percepatan pencernaan zat lemak. Selain itu biji pun dapat dipakai untuk ramuan obat rematik. Lada juga dimanfaatkan sebagai pestisida nabati, pada mengandung zat racun, oleh karena itu, dapat digunakan sebagai insektisida pembunuh serangga. Ekstrak kasar lada hitam juga sangat toksik terhadap hama kapas.

    Analisis metabolit 

    Kajian metabolomik telah dilakukan oleh penelitian menggunakan lada jenis spesies C. annuum, C. chinense, C. frutescens dan C. baccatum dengan bentuk morfologi, tingkat kepedasan, serta asal geografis yang berbeda. Analisis genetik menggunakan marka AFLP mengkonfirmasi pengelompokan filogenetik. Pengelompokan spesifik-spesies dilakukan berdasarkan profil metabolit semi-polar mereka. Secara total 88 semi-polar metabolit dapat diidentifikasi. Sebagian besar metabolit ini mewakili konjugat dari flavonoid lada utama (quercetin, apigenin, dan luteolin). Data profil ini dapat digunakan dalam program pemuliaan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas berbasis metabolit seperti rasa dan metabolit yang dihasilkan terkait manfaatnya pada kesehatan.

    Hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat variasi metabolisme yang cukup besar dalam berbagai jenis spesies lada yang berbeda. Perbedaan metabolit pada beberapa spesies ini yang menyebabkan adanya variasi metabolit semi-polar sedangkan tingkat kepedasan berpengaruh atas variasi dalam roma yang bersifat volatil pada lada. Selain adanya kandungan flavonoid dan kapsianosida yang bermanfaat bagi kesehatan juga diidentifikasi senyawa volatil lainnya seperti senyawa ester asam lemak bercabang metil, senyawa volatil turunan asam lemak misalnya heksanal, nonenal, dan non-edienal serta monoterpen. Senyawa-senyawa tersebut dapat berpotensi menjadi kandidat untuk program pemuliaan yang bertujuan untuk mengembangkan kultivar baru dengan rasa yang lebih baik dan karakteristik kualitas yang lebih baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan data untuk mengeksplorasi variasi metabolik dengan platform analitik yang berbeda dan untuk memadukan metabolisme dengan analisis genetik sebagai strategi untuk menargetkan program pemuliaan tanaman dengan keragaman fenotipik untuk sifat dan kualitas tanaman 

    6 Manfaat bagi Kesehatan yang Sayang untuk Dilewatkan

    Manfaat lada tak terbatas untuk melezatkan hidangan saja, tetapi juga baik untuk kesehatan tubuh. Tidak hanya itu, rempah yang umum digunakan dalam masakan ini juga memiliki beragam manfaat berkat kandungan antioksidannya yang tinggi.

    Lada atau tumbuhan yang bernama latin Piper nigrum ini banyak tumbuh di negara-negara Asia. terbagi atas 2 jenis, yaitu lada hitam dan lada putih. Keduanya berasal dari tanaman yang sama dan melalui proses pengeringan. Bedanya, lada hitam berasal dari buah mentah yang dikeringkan. Sedangkan lada putih berasal dari buah yang matang dan dikeringkan, lalu dikupas dari kulitnya.

    menyimpan berbagai kandungan nutrisi. Berbagai kandungan tersebut mendukung manfaat untuk menjaga kesehatan tubuh sekaligus mengurangi risiko terkena berbagai penyakit.

    Berbagai Manfaat untuk Kesehatan

    Manfaat lada diperoleh dari senyawa alami utamanya, yaitu piperin, yang bersifat antioksidan, antibakteri, dan antiradang. Selain itu, juga mengandung nutrisi lain berupa kalsium, magnesium, fosfor, kalsium, vitamin A, vitamin B6, dan vitamin E.

    Berkat nutrisinya yang melimpah, lada sering kali digunakan untuk mengatasi kondisi kesehatan tertentu. Berikut ini adalah berbagai manfaat bagi kesehatan: 

    1. Meredakan hidung tersumbat

    Manfaat dapat meredakan hidung tersumbat karena mengandung dekongestan alami. Dekongestan ini bekerja dengan cara mengencerkan penumpukan lendir di saluran pernapasan, sehingga Anda bisa kembali bernafas dengan lega. 

    Anda bisa mencampurkan dalam hidangan berkuah hangat, seperti sup ayam, untuk mendapatkan manfaat ini. 

    2. Mencegah kerusakan sel

    Kandungan antioksidan yang tinggi pada berperan penting dalam melawan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel. Paparan radikal bebas merupakan salah satu faktor yang meningkatkan risiko terjadinya penuaan dini, penyakit jantung, dan kanker. 

    3. Menghambat pertumbuhan bakteri 

    Salah satu manfaat adalah sebagai antibakteri alami. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sifat antibakteri dalam terlihat mampu menghambat pertumbuhan berbagai jenis bakteri penyebab infeksi (patogen), seperti E. coli, Listeria, Salmonella, dan Staphylococcus

    Selain dapat mencegah berbagai penyakit dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri, manfaat juga dapat digunakan sebagai pengawet alami makanan.

    4. Mencegah dan mengatasi gangguan pencernaan

    Beberapa riset menunjukkan bahwa kandungan zat piperin dalam dapat meningkatkan penyerapan nutrisi dalam tubuh, mendukung produksi enzim pencernaan, menjaga kesehatan saluran pencernaan, dan mencegah serta membantu mengatasi diare.

    Lada juga bermanfaat sebagai prebiotik serta mengandung zat yang dapat melemaskan otot-otot di dinding saluran cerna, sehingga baik untuk meringankan nyeri perut dan perut kembung.   

    Selain itu, manfaat lada juga dapat mencegah gangguan lambung. Hal ini karena memiliki efek anti radang dan antibakteri yang ampuh dalam menghambat pertumbuhan H. pylori, yakni bakteri penyebab tukak lambung.

    5. Meredakan nyeri

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, memiliki senyawa yang bersifat anti radang. Penelitian pun menunjukkan bahwa memiliki manfaat sebagai pereda nyeri alami.

    Berkat kandungan zat tersebut, baik dikonsumsi untuk membantu meringankan nyeri dan mengatasi peradangan, misalnya radang sendi (osteoarthritis), nyeri kepala, dan sakit gigi.  

    6. Mengontrol kadar gula darah

    Piperin dalam lada diduga mampu mencegah diabetes tipe 2. Hal ini didukung oleh penelitian yang menunjukkan bahwa piperin dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah, serta meningkatkan sensitivitas insulin. 

    Kendati demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitas dalam mengontrol kadar gula darah.

    Karena kandungan nutrisi yang melimpah, manfaat lada bagi kesehatan tak perlu diragukan. Namun, pastikan Anda tidak berlebihan dalam mengkonsumsinya karena piperin dalam lada diketahui dapat menyebabkan mual, sakit kepala, batuk, dan jantung berdebar. Selain itu, hentikan konsumsi jika muncul reaksi alergi pada tubuh Anda.