Kayu manis atau dengan nama ilmiah Cinnamomum ialah jenis pohon penghasil rempah-rempah. Di dalam kamus Biologi, Cinnamomum zeylanicum, termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang dihasilkan dari kulit bagian dalam yang kering, yang amat beraroma, manis, dan pedas. Orang biasa menggunakan rempah-rempah dalam makanan yang dibakar manis, anggur panas dan juga dipakai untuk keperluan medis.
Kayu manis adalah salah satu bumbu makanan tertua yang digunakan manusia. Bumbu ini digunakan di Mesir Kuno sekitar 5000 tahun yang lalu, dan disebutkan beberapa kali di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama.
Kayu manis secara tradisional juga dijadikan sebagai suplemen untuk berbagai penyakit, dengan dicampur madu. Ramuan ini bisa bermanfaat untuk pengobatan penyakit radang sendi, kulit, jantung, dan perut kembung.
Spesies penghasil
Beberapa spesies kayu manis yang dijual di pasaran di antaranya:
- Cinnamomum verum’(True cinnamon, Sri Lanka cinnamon atau Ceylon cinnamon).
- C. burmannii (korintje, cassia vera, atau Indonesian cinnamon).
- C. loureiroi (Saigon cinnamon atau Vietnamese cinnamon).
- C. aromaticum (Cassia atau Chinese cinnamon).
Kulit manis Ceylon sering kali hanya menggunakan kulit bagian dalam yang lebih tipis, lebih memiliki kesegaran, kurang padat, lebih beraroma, dan lebih lembut dalam rasa daripada casiavera. Casiavera memiliki rasa yang lebih kuat (sering lebih pedas) daripada kulit manis Sri Lanka dan umumnya berwarna merah kecoklatan sedang hingga ringan, keras dan bertekstur kayu, serta lebih tebal (2–3 mm (0,079–0,12 inci) dan menggunakan seluruh lapisan kulitnya.
Informasi dasar
Kayu manis adalah tumbuhan dengan genus Cinnamomum dan famili Lauraceae yang digunakan sebagai penghasil rempah-rempah. Rempah ini memiliki aroma yang kuat, bersifat hangat, dan rasa yang manis. Bagian kayu manis yang dapat dimanfaatkan adalah kulit kayu bagian dalam yang dipotong dengan ketebalan tertentu atau dalam bentuk bubuk kayu manis. Kulit kayu manis memiliki aroma khas yang wangi dan terasa manis sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penyedap rasa makanan atau kue, bahan pembuat sirup, dan rasa pedas sebagai penghangat tubuh. Selain itu, batang kayu manis juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti bahan bangunan, meubelair, dan kayu bakar. Beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam kayu manis yaitu minyak atsiri eugenol, safrole, sinamaldehid, tanin, kalsium oksalat, damar, dan zat penyamak. Berbagai aplikasi kayu manis yaitu dapat dijadikan zat antimikroba, antifungi, antivirus, antioksidan, antitumor, penurun tekanan darah, kolesterol, dan memiliki senyawa rendah lemak. Senyawa eugenol dan sinamaldehid memiliki potensi sebagai antibakteri dan antibiofilm. Minyak atsiri dapat dijadikan antiseptik, membangkitkan selera atau menguatkan lambung (stomakik), serta memiliki efek untuk mengeluarkan angin (karminatif). Selain itu, minyaknya dapat digunakan dalam industri sebagai obat kumur dan pasta gigi, penyegar bau sabun, deterjen, lotion parfum, dan cream. Dalam pengolahan bahan makanan dan minuman, minyak kayu manis digunakan sebagai pewangi atau peningkat cita rasa, di antaranya untuk minuman keras, minuman ringan (soft drink), agar-agar, kue, kembang gula, bumbu gulai, dan sup.
Persyaratan Tumbuh Kayu Manis
Persyaratan tumbuh kayu manis yaitu sebagai berikut.
- Tinggi tempat
Beberapa jenis kayu manis dapat tumbuh pada ketinggian hingga 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), namun C. burmanni akan berproduksi baik bila ditanam pada daerah dengan ketinggian 500 – 1.500 m dpl. Bila ditanam di daerah kurang dari 500 m dpl, tanaman akan tumbuh lebih cepat namun kualitas kulit kayunya rendah yaitu ketebalan kulit dan aromanya berkurang bila dibanding jika jika ditanam di daerah yang lebih tinggi. Untuk jenis C. zeylanicum, tumbuh baik pada ketinggian antara 0–500 m dpl.
- Iklim
Kayu manis tumbuh baik didaerah yang beriklim tropis basah. Iklim tropis basah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Faktor iklim yang harus diperhatikan adalah: a) curah hujan, kayu manis menghendaki hujan yang merata sepanjang tahun dengan jumlah cukup yaitu sekitar 2.000-2.500 mm/tahun, jika curah hujan terlalu tinggi akan berpengaruh pada hasil rendemennya yang rendah; b) Suhu, kayu manis akan tumbuh baik pada suhu rata-rata 25 derajat celcius dengan batas maksimum 27 derajat celcius dan batas minimum 18 derajat celcius; c) Kelembaban, kayu manis akan tumbuh baik pada kelembaban 70-90%, semakin tinggi kelembaban, pertumbuhan tanaman akan semakin baik; dan d) Sinar matahari, akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis tanaman. Kayu manis memerlukan memerlukan sinar matahari sekitar 40-70%.
- Keadaan tanah
Jenis tanah yang sesuai untuk pertumbuhan kayu manis adalah tanah yang banyak mengandung humus, remah, berpasir dan mudah menyerap air seperti latosol. Namun kayu manis juga dapat tumbuh pada jenis tanah andosol, podsolik merah kuning dan mediteran. Keasaman (pH) tanah yang cocok untuk kayu manis adalah pH 5,0 – 6,5.
Penyebaran
Dari berbagai jenis kayu manis, hanya empat jenis yang terkenal dalam perdagangan ekspor maupun lokal dan persebarannya yaitu sebagai berikut.
- Cinnamomum burmanni
tanaman ini tumbuh baik pada ketinggian 600-1.500 m dpl dan banyak dijumpai di Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Utara, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Maluku. Tinggi tanaman dapat mencapai 15 m, berdaun kecil dan kaku dengan pucuk berwarna merah. Kulit berwarna abu-abu dengan aroma khas dan rasanya manis, dan dipanen (berupa kulit batang dan ranting) setelah tanaman berumur 10 tahun dengan lingkar batangnya mencapai satu meter
- Cinnamomum zeylanicum
Jenis ini merupakan tanaman asli Srilanka (pulau Ceylon) yang tidak dapat tumbuh baik di Indonesia karena kualitas kulit kayu yang dihasilkan kurang baik (lebih tipis). Tanaman ini sangat cocok bila ditanam di dataran rendah sampai 500 m dpl. Tinggi tanaman mencapai 5–6 m dan bercabang. Panen dapat dilakukan pada umur 3 tahun, kulit kayu berwarna abu-abu.
- Cinnamomum cassia
Kayu manis dengan nama lain Cinnamomum aromaticum ini merupakan tanaman asli dari Myanmar dan banyak dijumpai di daerah Jawa Tengah (Kebumen, Baturaden dan Purwokerto). Cinnamomum cassia punya karakter yang berbeda dengan Cinnamomum zeylanicum maupun Cinnamomum burmanni dengan pucuk berwarna hijau muda sampai hijau kemerahan dan tajuk berbentuk piramida. Kandungan atsiri jenis ini lebih banyak pada kulit cabang dibanding kulit batang, ranting dan daun.
- Cinnamomum cullilawan
Kayu manis ini hanya dikenal di daerah Maluku (Ambon dan Pulau Seram). Kayunya termasuk jenis kayu lunak dan berwarna putih, dengan kulit batang dan akar mengandung minyak atsiri. Kulit batangnya berbau minyak kayu putih yang dalam perdagangan disebut dengan culitlawan. Minyak kulit lawang umumnya dimanfaatkan untuk pengobatan sakit maag (gangguan pencernaan) dan penyakit kolera. Sampai saat ini minyak kulit lawang dijual dengan nama minyak lawang yang sering digunakan untuk obat gosok.
Tanaman kayu manis telah menyebar ke hampir seluruh negara tropis. Di Indonesia, Cinnamomum burmannii banyak terdapat di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Maluku. Cinnamomum cassia banyak terdapat di Kebumen, Baturaden, dan Purwokerto. Cinnamomum cullilawan terdapat di Pulau Seram dan Ambon. Sedangkan, Cinnamomum zeylanicum terdapat di Pulau Ceylon (Sri Lanka). Hingga saat ini, Sri Lanka merupakan produsen kayu manis terbesar di dunia, disusul oleh Seychelles dan Republik Malagasy. Sementara itu, Cinnamomum cassia telah intensif dibudidayakan di Cina
Potensi kayu manis di Indonesia
Potensi untuk mengembangkan usaha agribisnis kayu manis di Indonesia cukup besar mencakup hampir semua subsistem, baik pada subsistem agribisnis hulu maupun subsistem hilir. Sumber daya yang dimiliki Indonesia cukup memadai, seperti sumber daya alam (lahan yang sesuai), teknologi, tenaga ahli, plasma nutfah bahan tanaman, serta jumlah penduduk sehingga berpotensi untuk pemasaran kayu manis dalam negeri. Selain itu, juga didukung oleh sistem dan manajemen produksi yang efisien dan efektif. Oleh karena itu, potensi yang dimiliki tersebut dapat dimanfaatkan untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen kayu manis bermutu nomor satu di dunia dengan daya saing yang cukup tinggi.
Ketersediaan lahan pegunungan di Indonesia terbentang sepanjang pulau Sumatera, Jawa, dan Sulawesi dengan curah hujan yang memadai untuk tumbuh tanaman kayu manis. Potensi peningkatan produksi dan mutu kayu manis pada jangka menengah (sampai tahun 2015) yaitu dengan mengelola tanaman yang ada dengan baik (luas areal 130.000 ha) dan mengolahnya menjadi bentuk yang lebih hilir serta pertanian organik. Pada jangka panjang (sampai tahun 2025) pengembangan dapat dilakukan pada daerah-daerah di luar daerah sentra, seperti Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Daerah yang mempunyai tanah subur, gembur dengan drainase yang baik serta kaya akan bahan organik seperti tanah-tanah andosol, latosol dan organosol. Tanaman ini menghendaki banyak hujan sepanjang tahun, tanpa musim kering panjang, dengan curah hujan berkisar antara 2.000-2.500 mm/tahun dan suhu harian berkisar antara 19-23,3 oC.
Produk kayu manis merupakan hasil utama dari kayu manis, produk ini berupa potongan kulit yang dikeringkan. Menghasilkan produk kayu manis sangat sederhana, yaitu cukup dengan penjemuran. Sebelum dijemur, kulit dikikis atau dibersihkan dari kulit luar, lalu dibelah–belah menjadi berukuran lebar 3–4 cm. Selanjutnya kulit yang sudah bersih ini dijemur dibawah terik matahari selama 2–3 hari, kulit dinyatakan kering kalau beratnya sudah susut sekitar 50% artinya, kalau bobot sebelum dijemur sekitar 1 kg maka kayu manis kering harus berbobot 0,5 kg. Kulit bermutu rendah karena kadar airnya masih tinggi, kadar air tinggi diakibatkan oleh kurangnya waktu penjemuran selain kadar air masih tinggi, mutu kulit dipengaruhi oleh kebersihan tempat penjemuran. Agar dapat menghasilkan mutu kulit yang baik, penjemuran sebaiknya dilakukan dibawah sinar matahari penuh.
Kajian metabolomik
Berbagai kajian metabolomik dari kayu manis yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut. Al-Dhubian (2012) menyebutkan komponen kimia terbesar pada kayu manis adalah alkohol sinamat, kumarin, asam sinamat, sinamaldehid, antosianin dan minyak atsiri dengan kandungan gula, protein, lemak sederhana, pektin dan lainnya. Ervina dkk (2016) menyatakan bahwa hasil ekstraksi kulit batang Cinnamomum burmanii mengandung senyawa antioksidan utama berupa polifenol (tanin, flavonoid) dan minyak atsiri golongan fenol. Kandungan utama minyak atsiri kayu manis adalah senyawa sinamaldehid dan eugenol. Wang et al (2009) dalam Hasan (2011) menyebutkan bahwa komponen mayor minyak atsiri yang terkandung pada daun Cinnamomum burmanii adalah trans sinamaldehid (60,17%), eugenol (17,62%) dan kumarin (13,39%). Identifikasi minyak atsiri batang C. burmannii dengan GC-MS dan LC-MS menemukan adanya senyawa utama sinamaldehid dan beberapa polifenol terutama proanthocyanidin dan epi-catechin (Shan B, 2007). Chen et al (2014) menemukan diantara 4 spesies cinnamon yaitu C. burmannii, C. verum, C. aromaticum, dan C. loureiroi semua ekstraknya memiliki manfaat kesehatan yang sama. Yang membedakannya C. burmannii memiliki rasa yang tidak terlalu pahit seperti C. cassia dan C. loureiroi. Tingkat kandungan senyawa aktif pada tumbuhan bisa berubah tergantung metode yang digunakan dalam proses ekstraksinya (Duguoa et al, 2007). Bandara et.al (2011) menyebutkan bahwa cinnamon memiliki kemampuan antimikroba, antifungi, antivirus, antioksidan, antitumor, penurun tekanan darah, kolesterol dan memiliki senyawa rendah lemak. Senyawa eugenol dan sinamaldehid memiliki potensi sebagai antibakteri dan antibiofilm (Niu C dan Gilbert ES, 2004). Penelitian Shah Et al (2007) membuktikan kemampuan ekstrak kulit batang cinnamon melawan 5 jenis bakteri patogen yaitu Bacillus cereus, Listeria monocytogenes, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Salmonella anatum. Nisa dan Triastuti (2014) melaporkan sifat antibakteri ekstrak kayu manis terhadap E. coli dan S. aureus. Sedangkan penelitian Daker dkk (2013) menunjukkan ekstrak metanol kulit batang Cinnamomum burmanii Blume dengan senyawa utamanya trans-cinnamaldehyde (TCA) yang memiliki kemampuan menghambat proliferasi human NPC cell.
Pendekatan kuantitatif metabolik NMR dikembangkan untuk membedakan dua spesies kayu manis (Ceylon Cinnamon, Cinnamomum verum dan Chinese Cinnamon, Cinnamomum cassia) yang secara bergantian digunakan dalam produk makanan. Hasil analisis aksesi 10 kulit mengungkapkan untuk 9 metabolit sensorik kunci, dengan (E)-namnam aldehyde sebagai bentuk utama. Analisis data multivariat mengungkapkan untuk kehadiran utama eugenol dalam pengayaan (enrichment) C. verum versus asam lemak dalam C. cassia. Penelitian ini memberikan metabolite fingerprinting NMR pertama dari dua sumber daya kayu manis utama. Senyawa yang berhubungan dengan aroma dan rasa C. verum diidentifikasi dan diukur yang dapat digunakan sebagai penanda untuk otentikasi obat yang berharga ini. Wawasan baru tentang mediasi metabolit untuk efek antidiabetes C. verum juga disajikan.
10 Manfaat Kayu Manis untuk Kesehatan
Manfaat kayu manis cukup beragam, mulai dari mengurangi peradangan tubuh sampai mengontrol kadar gula darah. Manfaat tersebut diperoleh berkat adanya senyawa antioksidan dan anti radang yang terkandung di dalam kayu manis.
Kayu manis (Cinnamomum zeylacium) merupakan jenis rempah yang seringkali digunakan sebagai bumbu masakan berkat aromanya yang khas serta mampu menambah lezat cita rasa masakan. Selain populer sebagai bumbu masakan, kayu manis juga memiliki beragam manfaat, khususnya untuk kesehatan.
Manfaat tersebut berasal dari berbagai senyawa penting, seperti kemarin, asam sinamat, dan eugenol, yang dikenal bersifat antioksidan, anti radang, dan antidiabetes. Untuk mendapatkan manfaat kayu manis untuk kesehatan, Anda bisa menggunakannya sebagai tambahan bumbu pada masakan, kue kering, atau minuman.
Kandungan Nutrisi Kayu Manis
Dalam 100 gram kayu manis terkandung 247 kalori dan 10,6 gram air. Selain itu, kayu manis juga mengandung nutrisi berikut ini:
- 81 gram karbohidrat
- 4 gram protein
- 1,2 gram lemak
- 53 gram serat
- 2,2 gram gula
- 1 gram kalsium
- 1 gram zat besi
- 0,4 gram kalium
Seperti yang telah disebutkan, kayu manis juga mengandung senyawa antioksidan dan anti radang berupa kumarin, asam sinamat, eugenol, serta beberapa vitamin, seperti vitamin A, vitamin B, dan vitamin K yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh.
Berbagai Manfaat Kayu Manis untuk Kesehatan
Berikut ini adalah beberapa manfaat kayu manis untuk kesehatan yang bisa Anda peroleh:
1. Mengurangi peradangan tubuh
Kayu manis mengandung senyawa antioksidan dan anti radang berupa polifenol, kumarin, dan flavonoid. Senyawa tersebut mampu mengurangi peradangan, mempercepat pemulihan luka, dan mencegah kerusakan sel dan jaringan tubuh akibat radikal bebas.
Selain itu, kemampuan kayu manis dalam mengurangi peradangan dapat mencegah tubuh terserang penyakit berbahaya, termasuk stroke dan penyakit jantung.
2. Meredakan nyeri
Manfaat kayu manis selanjutnya adalah meredakan nyeri, seperti nyeri sendi. Pasalnya, kayu manis mengandung senyawa anti radang yang efektif mengurangi peradangan dan meredakan nyeri, termasuk nyeri sendi dan nyeri otot.
3. Menjaga kesehatan jantung
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ekstrak kayu manis memiliki potensi untuk mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, yakni jenis lemak jahat yang dapat menyebabkan terjadinya sumbatan pembuluh darah (aterosklerosis).
Manfaat ini menjadikan kayu manis sebagai salah satu tanaman herbal yang baik untuk menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, seperti stroke dan penyakit jantung
4. Mengontrol tekanan darah
Selain menjaga kesehatan jantung, kayu manis juga bermanfaat dalam mengontrol tekanan darah. Hal ini karena kayu manis mengandung kalium dan senyawa antioksidan yang mampu mengurangi kadar natrium dan meredakan ketegangan pada dinding pembuluh darah, sehingga tekanan darah terkontrol.
Untuk memaksimalkan manfaat ini, Anda juga perlu menjalani pola hidup sehat, yakni rutin berolahraga, tidak merokok, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan membatasi asupan garam.
5. Menurunkan kadar gula darah
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kayu manis dapat menurunkan kadar gula darah dan menjaganya tetap stabil. Selain itu, kayu manis dapat meningkatkan kinerja dan efektivitas hormon insulin pada pasien diabetes tipe 2, serta mencegah terjadinya penyakit diabetes dan resistensi insulin pada orang yang sehat.
6. Melawan infeksi jamur
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kayu manis mampu melawan infeksi jamur penyebab infeksi saluran pernapasan. Manfaat ini berasal dari senyawa aktif cinnamaldehyde yang bersifat antioksidan dan antijamur. Meski begitu, masih diperlukan penelitian lebih banyak guna menguji efektivitasnya pada manusia.
7. Melawan infeksi bakteri
Selain melawan infeksi jamur, kayu manis juga bermanfaat untuk melawan infeksi bakteri. Hal ini selaras dengan sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa ekstrak kayu manis dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu, termasuk Listeria dan Salmonella.
Bahkan, efek antibakteri yang dimiliki kayu manis juga dapat mencegah kerusakan gigi dan mengurangi bau mulut. Oleh karena itu, tidak heran bila kayu manis seringkali ditemukan dalam bahan pasta gigi. Namun, masih diperlukan penelitian lebih banyak terkait manfaat tersebut pada manusia.
8. Meningkatkan daya tahan tubuh
Kayu manis mengandung sejumlah senyawa antioksidan yang berasal dari vitamin A, vitamin B, vitamin K, dan nutrisi lainnya. Kombinasi kandungan tersebut bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga tubuh akan lebih kuat dalam menangkal radikal bebas pemicu penyakit dan terhindar dari kerusakan sel serta jaringan tubuh.
9. Menjaga berat badan tetap ideal
Manfaat kayu manis lainnya yang tidak kalah menarik adalah menjaga berat badan tetap ideal. Pasalnya, kayu manis diketahui efektif menurunkan kadar gula darah setelah makan malam. Hal ini akan memengaruhi sistem metabolisme tubuh Anda, sehingga dapat membantu penurunan berat badan.
Selain itu, teh kayu manis juga mampu menurunkan nafs u makan. Dengan begitu, Anda akan terhindari dari kebiasaan ngemil atau makan di malam hari.
10. Mencegah kanker
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kayu manis dapat mencegah penyakit kanker. Manfaat ini diperoleh berkat adanya senyawa cinnamaldehyde yang berperan dalam mengurangi pertumbuhan kanker dan pembentukan pembuluh darah pada tumor.
Meski manfaat kayu manis untuk kesehatan cukup beragam, masih diperlukan banyak penelitian untuk menguji lebih lanjut efektivitasnya sebagai obat alami, khususnya pada manusia.
Anda juga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi kayu manis secara berlebihan. Pasalnya, kayu manis mengandung zat kumarin yang justru bisa merugikan kesehatan bila dikonsumsi secara berlebihan.
Efek samping kayu manis
Pada dasarnya, kayu manis aman dikonsumsi dalam jumlah kecil hingga sedang. Namun, kayu manis akan menimbulkan efek kesehatan tertentu jika dikonsumsi terlalu banyak.
- Memicu kerusakan hati
Kayu manis Cassia adalah sumber kumarin yang kaya. Mengutip Healthline, kandungan kumarin pada kayu manis bubuk dapat berkisar antara 7-18 gram per 1 sdt.
Asupan kumarin yang dapat ditoleransi adalah sekitar 5 miligram per hari untuk orang dengan berat badan 59 kilogram. Artinya, hanya 1 sendok teh kayu manis per hari melebihi batas asupan kumarin harian.
Sejumlah penelitian menemukan bahwa terlalu banyak asupan kumarin dapat menyebabkan toksisitas dan kerusakan hati. Dalam sebuah studi kasus, seorang wanita 73 tahun mengalami infeksi hati mendadak setelah mengkonsumsi suplemen kayu manis selama satu minggu.
- Meningkatkan risiko kanker
Penelitian pada hewan menunjukkan, asupan kumarin yang terlalu banyak dapat meningkatkan risiko kanker tertentu, seperti paru-paru, hati, dan ginjal.
Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti cara kumarin memicu pertumbuhan sel kanker. Namun, sejumlah ilmuwan percaya bahwa kumarin menyebabkan kerusakan DNA seiring berjalannya waktu hingga meningkatkan risiko kanker.
- Memicu luka di mulut
Beberapa orang dilaporkan mengalami sariawan setelah mengkonsumsi produk yang mengandung bahan penyedap kayu manis.
Kayu manis mengandung cinnamaldehyde, senyawa yang memicu reaksi alergi bila dikonsumsi berlebih.
Dalam jumlah sedikit, bumbu kayu manis tak menyebabkan reaksi alergi. Pasalnya, air liur mencegah bahan kimia bersentuhan dengan mulut terlalu lama.
Selain sariawan, gejala alergi cinnamaldehyde lainnya antara lain:
– pembengkakan lidah atau gusi,
– sensasi terbakar atau gatal di mulut,
– bercak putih di mulut.
- Menurunkan kadar gula darah
Kayu manis memang terkenal dengan kemampuannya menurunkan kadar gula darah. Namun, hal ini bisa menjadi bahaya pada orang dengan kadar gula darah normal.
Kayu manis dapat menyebabkan kondisi kadar gula darah rendah atau yang disebut dengan hipoglikemia. Kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan, pusing, dan pingsan.
- Memicu masalah pernapasan
Terlalu banyak asupan kayu manis bubuk dalam sekali makan dapat memicu masalah pernapasan. Hal ini disebabkan oleh tekstur halus bubuk kayu manis yang membuatnya jadi mudah dihirup.
Tak sengaja menghirup kayu manis bisa memicu sejumlah gejala seperti berikut:
– batuk,
– tersedak,
– sulit mengatur napas.
Selain itu, kandungan cinnamaldehyde dalam kayu manis juga dapat mengiritasi tenggorokan yang bisa memicu masalah pernapasan lebih lanjut.
- Berinteraksi dengan obat tertentu
Kayu manis aman dikonsumsi dalam jumlah kecil hingga sedang dengan sebagian besar obat.
Namun, konsumsi kayu manis terlalu banyak akan jadi berbahaya jika dilakukan berbarengan dengan konsumsi beberapa obat. Misalnya saja obat diabetes, penyakit jantung, dan penyakit hati.
Kayu manis dapat berinteraksi dengan obat-obatan di atas, baik dengan meningkatkan efeknya atau bahkan memperparah efek sampingnya.
Misalnya, mengutip Medicine Net, laporan yang dipublikasikan dalam Pharmacognosy Research pada 2015 lalu menemukan, orang yang mengkonsumsi warfarin atau obat pengencer darah lainnya perlu memperhatikan asupan kayu manisnya. Tingginya kadar kumarin dalam kayu manis bisa mengganggu pembekuan darah.
- Memicu masalah pencernaan
Efek samping kayu manis lainnya adalah timbulnya sejumlah masalah pencernaan.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Clinical Nutrition tahun 2019 lalu menemukan, reaksi alergi yang ditandai dengan gejala pencernaan menjadi konsekuensi yang paling sering terjadi dari konsumsi kayu manis.
Dampak ini hanya bersifat sementara dan bisa hilang dengan sendirinya.